Hari ini (16/11/2022) Kantor Kementerian Agama Kota Surabaya, mendapatkan kesempatan menerima pembinaan penguatan moderasi beragama oleh Staff Khusus Menteri Agama, Gus Adung. Dr. H. Pardi,M.Pd.I, selaku Kepala Kementerian Agama Kota Surabaya, dalam laporannya mengatakan, “Kota Surabaya merupakan Kota yang plural, yang terdiri dari berbagai macam suku, bangsa, ras dan agama oleh karena itu betapa pentingnya menciptakan moderasi diantara kita. Seperti pada tanggal 28 Oktober waktu lalu, bertepatan dengan hari sumpah pemuda, Kankemenag Kota Surabaya, membersamai silaturahmi kebangsaan yang diikuti dari semua suku, agama dan ras, begitu pula pada tanggal 10 Nopember, walaupun acara dikemas dengan judul sholawat bersama, tetapi tetap dengan suasana yang bermoderasi, yang dihadiri oleh tokoh-tokoh agama dari semua agama”, terangnya.

Dr. Pardi juga menerangkan, tentang bagunan baru yang ada di Kankemenag Kota Surabaya, yaitu Gazebo Moderasi, “ini merupakan lambang bahwa Kantor Kementerian Agama Kota Surabaya siap mendukung moderasi beragama, yang juga merupakan dukungan terhadap salah satu program prioritas Kementeraian Agama, yaitu penguatan moderasi beragama”, tambahnya.

Selanjutnya, Dr. Husnul Maram, Kepala Kanwil Kemenag Jatim, juga berkesempatan memberikan sambutan pada acara ini, “ini merupakan momen yang berharga, selain kick off lomba kebersihan dan keindahan kantor kita juga mendapatkan pembinaan khusus mengenai penguatan moderasi beragama dari Staf Khusus Menteri Agama RI, Gus Adung”, jelasnya.

“Mengenai lomba kebersihan dan keindahan kantor, ini tidak hanya sebatas pada ajang lomba peringatan Hari Amal Bakti Kemenag saja, diharapkan semuanya, bahkan tidak hanya KUA, Satker yang ada di Kota Surabaya, seluruh satker yang ada di wilayah jawa timur diharapkan untuk selalu menjaga komitmen untuk tetap menjaga kebersihan dan harus menciptakan budaya indah dan bersih, dan ini tentunya juga menjadi salah satu komponen dalam menuju zona integritas”, terangnya.

“Sebagai pejabat harus memberikan contoh yang baik terhadap bawahannya, budaya bersih harus diwujudkan didalam lingkungan kerja kita, artinya pekerjaan kita harus bersih tuntas semua sebelum kita beranjak pulang meninggalkan ruang kerja”, tambahnya.

Memasuki acara inti, yaitu pembinaan penguatan moderasi beragama yang di sampaikan oleh Gus Adung, staf khusus menteri agama, panjang lebar beliau menjelaskan tentang keberagaman yang ada di Indonesia, beliau berpesan agar hidup rukun, hidup bertoleran, hidup damai yang telah diwariskan oleh para pendahulu kita tetap dapat dijaga, walaupun Indonesia merupakan negara yang majemuk, yang memiliki beraneka ragam agama, suku, bangsa, budaya dan ras.

“Moderasi bergama adalah tanggung jawab kita semua sebagai warga negara yang baik, dan sekali lagi ini berlaku tidak hanya pada kaum muslim, ini berlaku untuk penganut agama apapun”, ungkapnya.

Gus Adung juga  mengatakan, “Alasan mengapa moderasi beragama menjadi program prioritas nasional adalah untuk menjaga, merawat negara kesatuan Indonesia ini untuk tetap moderat, tetap toleran, tetap damai, tetap rukun dan berdaulat, sehingga masyarakat dapat beraktifitas dengan baik”.

“Perlu diketahui, moderasi bergama adalah bukan agama yang dimoderasi, akan tetapi bergamanya yang perlu dimoderasi, yaitu cara pandang kita, sikap maupun prakter beragamanya yang perlu dimoderasi dalam kehidupan bersama-sama”, tambahnya.

Sebagai penutup, Gus Adung mengatakan, “Statement Gus Menteri di Istana negara, Agama adalah sebagai inspirasi bukan aspirasi, yang intinya mengembalikan agama kembali pada esensinya, menjaga kemanusiaan dan menjaga kemaslahatan umat”.